Book #2 Waktu Aku Sama Mika
Weekend rasanya selalu lebih cepat dari Senin, bener enggak? Hehe . . .
Apalagi sekarang waktu aku ngetik post ini udah pukul sembilan lebih, sebentar lagi sudah hari senin deh. Eit, tapi harus tetap semangat, kita mulai weekend depan dengan Senin yang berat besok haha. Jadi inget dulu aku lumayan sering banget nonton film dari sewa dvd dan baca novel teenlit tiap minggu. Bisa novel beli sendiri, bisa pinjam teman atau novel yang sewa (yang murah tapi ya). Soalnya jangan salah, ada tempat persewaan novel dan komik yang lengkap (plus kondisi barang yang terawat bahkan paling update) yang menyewakan buku-bukunya dengan harga yang tidak murah per harinya. Tapi itu sudah lampau hehe, sekitar tahun 2010-2011, tahun dimana majalah juga jadi rebutan di kelas.
Apalagi sebenarnya membaca novel juga dapat melatih kita untuk membaca skimming dan plus banyak pesan dan kesan yang sebenarnya cukup berarti untuk kita ambil. Jadi, membaca novel atau komik bukan lagi melulu tentang romance atau fantasy ya. Memang benar translated novel menjadi pilihan yang lebih baik kala itu, sebut saja Harry Potter. Cerita yang cerdas dan panjang membuat kita terlatih untuk tetap fokus dan serius, meskipun tema yang dibawakan fantasy dan amusing. Namun, belakangan novel lokal berbahasa indonesia (seperti teenlit dan banyak jenis novel lainnya) juga sangat diminati, kala itu karya Andrea Hirata menjadi favorite sepertinya. Novel-novel dengan banyak gaya penulisan seperti karya Raditya Dika juga laris di pasaran.
Nah kali ini aku akan sharing tentang salah satu novel
kesayanganku yang sebenarnya sudah lama juga. Anyway, aku bahkan punya dua novel dengan judul yang sama. Bukan karena kesalahanku saat membelinya, namun novel ini sempat hilang dan akhirnya membeli yang baru. Namun ternyata suatu hari novel yang lama ketemu. Jadi punya spare deh hehe. .
Judul
Judul novelnya “Waktu Aku Sama Mika”, ringan banget ya, iyaa
karena isinya pun ringan dan serasa membaca diary sendiri. Dari judulnya saja ingin membaca lebih jauh, karena novel ini terlampau tipis. ternyata benar, gaya penulisannya memang seperti menulis diary untuk diri sendiri.
Cover
Novel tipis dan ringan ini semakin menarik dengan cover bergambar doodle dua manusia yang terlihat riang bersama. Sekilas tampat seperti buku anak-anak. Warna yang dipilih penulis juga warm dan sangat manis dilengkapi potongan isi novel dengan pilihan font yang menyerupai tulisan tangan.
"Tidak mungkin seseorang yang tertawa ketika menonton Mr. Bean, menyukai cokelat M&M'S dan percaya pada Tuhan itu tidak pantas untuk dipacari kan?"
Sinopsis
Novel ini menceritakan mengenai kisah Indi dan Mika. Namun lebih seperti buku diary Indi. Disini Indi menceritakan bagaimana susahnya menjadi anak special dan akhirnya kisahnya mejadi lebih berwarna saat bertemu Mika. Other than romance story disini aku lebih fokus pada bagaimana masa-masa yang sulit pasti dapat terlewati dan bagaimana kita memperlakukan orang yang berbeda bahkan ODHA (iya Mika adalah ODHA). Indi yang merasa menjadi treasure saat bersama Mika tentu saja menerima Mika dengan apa adanya dia. Novel ini lebih cocok untuk anak remaja 17+ ya. Oh iya further more Novel lucu dan ringan ini juga sudah dibuat live actionnya, Indi diperankan oleh Velove Vexia dan Vino G Bastian sebagai Mika.
Penulis
Sudah jelas, penulisnya adalah Indi sendiri. Based on the novel, sepertinya novel ini disusun dari beberapa halaman buku diary Indi. Jadi bahasa yang Indi gunakan benar-benar seperti mengajak kita mengobrol dengannya.
Buku ini dulu aku beli dari Gramedia dengan harga yang murah hehe (karena bukunya juga tipis). Mungkin kamu dapat mendapatkannya di toko buku bekas terdekat atau di online shop yang biasa kalian gunakan (maybe there is somebody wants to decluttering book).
Karena novel ini true story, jadi kalian jangan harapkan ada plot twist atau semacamnya hehe. It would be as light as it should be.
0 comments