Eat Well
https://www.shutterstock.com/search/eat+cartoon |
Yup jadi
emang lagi wondering over something akhir-akhir ini. Sebenernya banyak banget
sih sedari dulu-dulu juga beberapa. Tapiiiiii rait now aku ingin emm apa ya,
beropini nih kayaknya.
Jadi
gini, makin ke sini aku makin banyak ketemu dengan orang-orang baru yang
pastinya punya banyak sifat dan ciri yang berbeda-beda. But when it comes to
what to eat, how we do everyday, still I have this old mind. Lately maybe
people around me see me as the fastest one who come to eat the whole dishes and
of course I eat everything except something I really can’t.
Padahaaaal
sebenernya aku dulu adalah anak yang harus minum banyak banget macem vitamin
penambah nafsu makan. Mulai dari sakatonik ABC yang kelihatan imut-imut banget
shape dan warnanya padahal lama kelamaan juga rasanya pahit macem obat. Pernah juga
hampir lima tahun rutin mengkonsumsi scotts emulsion atau apalah itu, produk
olahan minyak ikan yang yaaaaaah of course amis!! Dicampur dengan rasa jeruk lebih
parah jatohnya di lidahku dan tentu aja susu!
Nah ini
kesalahan dan penyesalan sih, harusnya aku lebih rajin minum susu ya biar agak
tinggi-an dikit. Tapi aku paling anti dengan susu, dengan berbagai macam rasa
pada jamannya. I grew up with no proper breakfast every morning. Sayur yang
paling aku suka cuma wortel dan untuk makan siang dan malam harus soto, rawon,
bakso etc (yang macem kita ke resepsi lah), nggak sehat guys!
Padahal
pada masa itu keluargaku juga termasuk keluarga yang masih banyak kekurangan
bangettttttttt but still aku nakal dengan pilih-pilih makanan macem itu :’)
Semakin
gede lebih aneh lagi, aku sarapan mie instan dengan telur tiap hari atau
segelintir snack Bang Bang. Masih gak sehat dan gak bersyukur!!
Sampe
akhirnya suatu malem, seorang sodara mengatakan hal yang akan aku ingat sampai
saat ini, “Kok mie nya nggak habis? Tolong habisin yaa, banyak lho yang belum
ngerasain makan enak itu kaya apa”
Mungking
itu yang bikin mindsetku juga berubah, telen aja as long as it proper for your
health. Tapi emang perlu kan somehow kita mengerti tentang se-simple itu
menghargai dan how to be sederhana.
Lately
suka nemu beberapa orang yang menganggap makanan adalah hal yang nggak berharga
lagi. Pasti sering kan, nemu case di mana makan dan minum adalah hal wajar
dilakukan sembari menunggu, apapun itu yang ditunggu. Bahkan meeting atau
sekedar ngobrol juga sering dilakukan di tempat makan, yang mana setiap kepala
yang datang memesan kudapan dan segelas air apapun itu, and it ends dengan
beberapa piring masih penuh dengan menu yang dipesan, ya menurutku sah-sah aja
karena fokus mereka kan ngobrol. But what does make me wondering ya kenapa doi
harus memesan kudapan? Maybe doi juga sebenernya masih kenyang. Nah ini, that’s
what I’ve been wondering. Emang kenapa kalau kita nggak makan karena masih
kenyang? It would really go better daripada kalian menyisakan makanan yang
nggak murah itu.
https://www.shutterstock.com/search/child+hunger |
Wake
up, kalian juga pasti sering kan nemu ads di instagram story tentang link yang
bisa kalian kunjungi untuk berdonasi. Yes they need you, your pray, donation,
physically do something, and of course at lease remember there’s a lot of
people struggling everyday.
So,
please remember even the fried things you eat everyday, they don’t get enough
effort to buy it as a snacks.
At least
makan secukupnya, habiskan makanan kalian, for your effort to spend money and
others who make that thing can be eat, and absolutely God that give you
opportunity to do so.
0 comments