- cheese cake -: July 2019

Oh Hello~

How's your day? I don't think it is been a great week for me though. Sadly I have no day off to take a break for a while. Some of Running Man episodes help me a lot to stay cheerful and the rest of the night will be completed by these songs as my lullaby:

Pamungkas - One Only

https://genius.com/Pamungkas-one-only-lyrics

One of so many songs recommended by my boy friend (emm no space maybe Lol). I really really like how this song sounds to send me to a deep sleep. I don't think we have the same taste of music but somehow some of our playlist are alike. I don't really that interested at first, oh come on who is Pamungkas anyway? It was my first time hearing the name. Well I know there are so many comers lately, as well as their new songs and even album. I really do admit that his songs have deep message each and I love the instrument the most. Listen now.

Daniel Caesar - Best Part

https://genius.com/Daniel-caesar-best-part-lyrics

Well, I know this one should be on your playlist as well. It was at noon in a cafe the first time I heard it and desperately looking for the link to listen more. Turning out found it accidentally on my feed while IU did a short acoustic cover of this song. Indeed, the lyrics tell every feelings in a modest yet sweet. Completely perfect with not so long duration. It would be great to perform in an acoustic version at a live music in a night cafe. Listen now.

Adhitia Sofian - 8 Tahun

https://www.youtube.com/watch?v=jGn7kQz9kvU

Local singer, Indo lyrics yet so hypnotizing. I love the lyrics and the way he sings. I know this one from a web drama I watched. You can check it here. It would sounds good as a companion at a noon road trip. Well actually I don't really know how 8 Tahun relate to the lyrics but still, yeah (just listen to it). Listen now.

Bara Suara - Mengunci Ingatan (cover by Kunto Aji)

https://www.youtube.com/watch?v=yPa1pix7wz8

Still cannot move on from this warm yet has a deep meaning song. I love the way Kunto Aji sings this song. Well, I tried to listen the original version (I know you guys would mad at me or what, sorryyyyyyyyyyyyy) but I really am not into it, I mean I prefer Kunto Aji's version. That's it hehe. I can feel it send a deep message, the lyrics tell us how tortured the writer's feeling is. It seems like a complicated feeling inside and so much hurting feeling make so many untold words remain (I do not know how to tell anymore). The intro suits well and the voice of Kunto Aji would make you fall in love more with this song. Listen now.

Banda Neira - Sampai Jadi Debu (feat. Gardika Gigih)

https://genius.com/Banda-neira-sampai-jadi-debu-menampilkan-gardika-gigih-lyrics

Forever indie love song I guess. I know this one from my boy friend as well. ~~You know now what kind of guy he is, Lol~~. But this one is the deepest than others. It tells an ending love life with no worries yet some conflict remain but everything seems would be forgiven as two souls took a vow (as great as that, cannot describe more). Listen now.

Sleeping at Last - Turning Page

https://vimeo.com/32292177

As great as the song above. I know you'll imagine how Bella Swan walked down the aisle. Besides, this lyrics completely deep and the rhythm of the piano suits very well. Of course I knew this song because of Twilight sequel. I fell in love really deep and uhm surely would play this one on my day Lol. Well, seriously it is gonna calm your mind down. The music so epic and the singer sings it very well. Listen now.

Brandon Heath - Love Never Fails

https://en.wikipedia.org/wiki/Love_Never_Fails_(Brandon_Heath_song)

Loving this love song so much, such a simple lyrics yet so deep meaning. I love the music as well and how Brandon sings it. For me this is a great great package with Turning Page, it sounds alike. Well, no more to write, I love this song since a long ago. I definitely am sure you will enjoy JJ Heller - If You Fall as well if you like this kind of song. Listen now.

Isyana Sarasvati - Lembaran Buku

https://music.apple.com/id/music-video/lembaran-buku/1375877866

Indo song again. I really really like the lyrics, it means a lot. Isyana don't use simple words to express the massage and the feeling as well. I love every chosen words. Somehow I used to play Tulus - Teman Hidup, Tulus - Langit Abu-Abu, Tulus - Monokrom and many more Tulus' songs on repeat, but this song definitely replace the list, Lol. I just fall in love with how Isyana sings it, I am not really sure If it aint Isyana I would put it on my playlist. I used to listen to her other mellow songs, she collaborated with her sister, Rara Sekar, it is Luruh, but then I prefer Lembaran Buku still. Listen now.

Mocca - On The Night Like This

https://genius.com/Mocca-on-the-night-like-this-lyrics

Wohoo, this lovable song would remind you of a local movie tells about high school love life hehe. This warm song would be forever love song too. The lyrics so simple and the guitar passages completely lovable. The duration is about a minutes and twenty seconds only. But, absolutely you'll fall so deep and recall your old memories, such as your first love. Listen now.

Ardhito Pramono - What Do You Feel About Me

https://hai.grid.id/read/07933101/ardhito-pramono-musisi-muda-bersaing-dengan-senior-di-ami-awards-2018?page=all

It is completely from a guy side. It feels like how a man overthinking about something and fall in a very deep consideration. It tells about a very hard moving on phase for a guy. Somehow as we know, girl definitely feel the same mostly but keep on waiting than asking first. While the man so busy with their own mind. I love the music and the voice of Ardhito himself. Lately Ardhito done a project with Mocca sing Bitterlove (Ardhito's song). Listen now.

Ok so, they are all my current playlist before going bed (since I feel too lonely and it would be weird if there isn't any sound to send me to sleep, Lol). Let me know if there is the same with yours on comment below :)
I am kind of person that gonna re-arrange my playlist for about once in two months or more, so yeah. I am going to share my other playlist for my other moments Lol. Hope you like those songs as well.
Xoxo.

No comments

Hello ...

It's been a while since I shared my drafted short stories. So, here I come with another short story that rejected by the editor of so many magazines, I wish they could post one of them, but that's fine that now my babies end up here. Well, lemme know what kind of post you wait the most. I know it is silly but, happy reading. Xoxo.

Samudra di Vancouver

https://pngtree.com/freepng/dating-couple-appointment-winter-date-outdoor-dating_3934280.html

Awal tahun baru yang tidak biasa. Semua kesempurnaan yang terlihat maupun yang terasa di dada Yura begitu jelasnya tergambar di senyumnya. Bibir mungilnya terlihat lebih manis dengan pewarna soft pink beraroma cherry, kesukaannya. Tangan kirinya sedikit lebih hangat dari tangan kanannya yang padahal dimasukkan dalam kantung jaket tebalnya. Di sampingnya kini, musuh dalam segala hal-nya mendongak menatap salju pertama yang turun dengan indahnya, dan tangan kanannya menggandeng tangan gadis mungil, Yura, dengan eratnya. Musim dingin pertama mereka di Vancouver.

Terdengar dengan kerasnya berdentum loud speaker di kamar Yura pagi itu, sudah dapat ditebak, lagu EXO, salah satu boyband yang sedang ia dan jutaan remaja cewek di luar sana gemari. Dia sedikit menghemingkan beberapa bagian reff lagunya dengan asal. Karena ini pertama kalinya ia menjadi K-Pop lover. Paling mentok dia mungkin hanya bisa mengucapkan Kamsahamnida dengan benar. Mungkin karena ia mewakili kelas maupun membawa nama sekolah ke tingkat kabupaten bahkan nasional dalam lomba bahasa Inggris dan voli bukan bahasa Korea. Selama ini ia selalu mengikuti lomba speech dan debate, padahal dia sudah menjelaskan berkali-kali bahwa dia berjiwa pendongeng. Besar harapannya di tahun terakhirnya di SMA ini ia dapat memperoleh kesempatan mengikuti Story Teller Competition di bulan Mei mendatang, karena ini adalah kesempatan terakhirnya.

Selama ini ia bermimpi untuk melanjutkan studinya ke Negeri Paman Sam atau ke negeri tetangga, Australia. “Yura, mau sampai kapan kamu nyanyi terus? Nggak enak tuh Andar sudah nunggu di teras.” Kata kakak Yura dari luar kamar Yura. “Iya Mas Dias, ini juga tinggal matiin mp3-nya.” Kata Yura bohong. Padahal jelas ia masih sibuk mencari sisirnya.

Setelah 15 menit berlalu, akhirnya Yura keluar dari kamarnya, lalu menyambar selembar roti dari meja makan dan langsung berlari menuju ruang tamu, karena yang dicarinya tak ada, maka ia langsung ke teras dan ditemukannya cowok kesayangannya itu. “Maaf ya, Bos. Biasa urgent tadi hehehe,” katanya seraya nyengir dan menyuapkan roti ke mulut kecilnya. “Sudah biasa Tuan Putri, yuk langsung berangkat. Barusan Samudra lewat udah buru-buru tuh,” kata Andar pada Yura sambil menghidupkan mesin motornya. “Alah Samudra sih suka sok bener. Cari muka, babe,” kata Yura mengakhiri obrolan pagi itu. Kalau sudah menyangkut Samudra, Andar, kekasihnyapun sudah malas mengomentari, nggak akan pernah ada habisnya.

Sejak dulu memang Yura dan Samudra selalu bersaing dalam hal apapun. Entahlah mulai dari mana, dulu saat duduk di bangku SD mereka tidak sesengit ini. Namun, setelah di SMP, mereka jadi susah akur saat bersama hehehe. Terutama saat ada kompetisi bahasa Inggris, pasti pembimbing mereka memilih Samudra untuk Story Telling, yang mana Yura sangat mengiginkannya sejak dulu. Itulah mengapa Yura tambah susah baik-baik saja dengan Samudra. Singkatnya tujuan utama Yura sesungguhnya adalah membuat dirinya tepilih menjadi wakil sekolahnya di Hari Pendidikan Nasional nanti sebagai story teller bukan yang lainnya, dan itu maksudnya mengalahkan Samudra.

Sesampainya di sekolah, Andar langsung berpisah dengan Yura. Kelas IPA-2 berada di lantai 2 dan kelas Andar, IPS-1 ada di lantai 1 di sisi gedung yang lain, lumayan jauh dari kelas Yura. “Nanti pulang duluan aja ya, Ndar. Aku ada technical meeting buat persiapan lomba, nih,” katanya manja. “Nanti aku juga ada latihan basket kok, kalo kelarnya bareng aku tunggu deh ya, dadah,” kata Andar langsung meninggalkan Yura setelah melihat gadis mungil kesayangannya itu manggut-manggut lalu berlari menuju kelasnya.

Di kelas Yura tidak punya banyak teman, mereka lebih memilih berteman dengan Samudra. Bukan karena dia ganteng atau yang lainnya. Samudra berbadan mungil kecil, berkulit putih, memakai behel dan berkacamata. Sedangkan Yura berbadan mungil, berkulit sedikit gelap dan rambutnya selalu dicepol kemanapun dan kapanpun, wajahnya memang sangat tidak bersahabat dan pendiam. Mungkin itu yang membuat teman-teman sekelasnya juga jarang ngobrol dengannya.

“Ra, kapan kamu mulai latihan?,” tanya Renata, teman sebangku Yura, mengagetkan Yura dan membuatnya langsung memasukkan HP-nya ke dalam saku seragamnya. “Duh, kalau udah dateng bilang, dong. Kirain udah ada Bu Aris. Nanya apa barusan?,” kata Yura lalu mengutak-atik HP-nya lagi. “Malah ngomel lagi, kapan mulai latihan, bawel?,” ulang Renata. “Belum pasti, Ta. Nanti aja baru mau diomongin, kamu ikut deh,” jawab Yura. “Yah, nih anak mau ngledek malahan. Mending lomba balap karung, Ra,” jawab Renata lemes, lalu keduanya tertawa bersamaan dibarengi dengan deringan bel, tanda pelajaran dimulai.

“Selamat siang, Pak,” ucap murid-murid serentak, menandakan berakhirnya pembelajaran Sabtu itu. Tampak jelas keceriaan di wajah mereka menyambut akhir pekan yang sudah lama dinantikan. Bagi kelas XII yang sibuk dengan tugas dan les tentu saja detoks akhir pekan sangat dibutuhkan. Terdengar beberapa anak lelaki saling kode untuk pergi futsal bersama, di sudut lain Renata memanggil Liana dan Eden untuk pergi nonton bersama. Yura sibuk mengemasi buku-bukunya. “Duluan ya, Ra. Aku mau jalan sama anak-anak, nggak nitip nih?,” kata Renata sembari menata rambut lurusnya yang begitu indah, sering membuat Yura merasa iri, “Ok, have fun yaa. Nggak deh, Ta, lagi hemat maksimal,” kata Yura sambil senyum kecut. “Duh, kasian. Setelah UNAS nggak boleh hemat lagi, harus sering maen bareng aku pokoknya,” canda Renata. “Hahaha siap, kapten,” kata Yura lalu melambaikan tangannya, membalas lambaian tangan Renata yang menjauh darinya.

Seseorang menepuk bahunya pelan. “Bareng ya,” kata Samudra nyengir. “Eh kamu, Sam. Duluan aja deh, aku mau nemuin Andar dulu,” kata Yura cari alasan. “Yaudah aku ikut kamu dulu aja,” kata Samudra, membuat Yura terdiam. “Yah, nggak pengertian banget sih kamu, Sam. Masa aku mau makan berdua sama Andar kamu ngikut,” kata Yura berbohong akhirnya. “Aku cari meja makan yang jauh deh,” kata Samudra nggak mau kalah. “Ah males, langsung ke Laboratorium Bahasa aja kalau begitu,” kata Yura menyerah. “Nanti kalau kamu lapar gimana?,” tanya Andar sembari mengejar langkah gusar Yura. “Mati,” kata Yura dalam hati. Ia biarkan Samudra mengikutinya di belakang.

Padahal tak pernah ada yang salah pada Samudra, bahkan ia tak pernah benar-benar menganggap Yura sebagai saingannya. Tapi Yura menyebutnya seperti Malfoy, sementara dia adalah Harry Potter. Terkadang ia membesarkan masalah seperti saat Samudra tak sengaja melempar bola kasti lalu mengenai Yura, sesampainya di rumah Yura bercerita bahwa Samudra sengaja melempar bolanya dengan begitu keras agar mengenainya dan ia akan gagal mengikuti lomba yang akan mereka ikuti saat itu.

Sepanjang sore ini Yura hanya melamun di teras belakang rumahnya, hasil technical meeting hari ini membuat Yura sedikit geregetan. Setelah Yura menyiapkan segalanya, seolah ia siap perang dengan Samudra dan menentang keputusan pembimbing yang jika mereka tetap memintanya untuk mewakili sekolahnya untuk lomba speech, ternyata keputusannya kelas XII tidak akan ditunjuk lagi karena harus fokus untuk mempersiapkan ujian kelulusan dan ujian masuk perguruan tinggi.

Rasanya seperti orang gila yang telah bersusah payah mendaki gunung padahal itu hanya sebuah gundukan pasir. “Saatnya kita pensiun ya,” kata Samudra tadi siang setelah rapat berakhir. Kata-kata itu terdengar begitu menyebalkan di telinga Yura. Entahlah.

Akhirnya ujian kelulusanpun sudah berlalu. Andar sibuk mengurus perpindahannya ke Yogyakarta. Ia melanjutkan kuliahnya ke salah satu universitas ternama di sana dengan jurusan Teknik Geologi.

Sesuai janji mereka, setelah hampir 2 tahun bersama Yura dan Andar memutuskan untuk fokus kuliah dan melanjutkan hubungan mereka sebagai sahabat. Mereka memiliki asumsi yang sama bahwa, cinta monyet akan menghambat pendewasaan, hehe, entahlah.

Sementara Andar sibuk dengan perpindahannya, Yura masih harap-harap cemas menunggu berita dari beberapa universitas luar negeri. Segala tes sudah dijalani. Sekarang yang dilakukan hanya menunggu pengumuman. Sembari itu terkadang Andar masih menyempatkan meneleponnya dan memberi semangat. Seperti malam ini, “Udah nggak usah khawatir, pasti kabar baik segera dateng kok, Ra,” jawab Andar dari seberang, mencoba menenangkan Yura kalau sudah mulai dengan semua pengandainya. Seandainya nggak diterima gimana? Seandainya bukan rejekinya gimana? Seandainya dan seandainya yang lain. “Tapi beberapa teman yang ke Australia sudah daftar ulang sejak minggu lalu, Ndar,” kata Yura manja. Akhirnya Yura memutuskan untuk mendaftar ke salah satu universitas di Kanada dan Inggris. Setelah dipertimbangkan oleh kedua orang tuanya dan masukan dari Mas Dias, Yura membatalkan mendaftar ke universitas tetangga itu. Sedangkan kakaknya sendiri yakin pilihannya yang terbaik, karena banyak pasiennya berkata demikian.

“Ya sudah sabar saja. Ngomong-ngomong, Samudra kok nggak dengar kabarnya ya, Ra?,” tanya Andar tiba-tiba. “Kata Mas Dias dia udah terbang ke Amerika sejak wisuda, Ndar. Papanya kan punya koneksi di sana, Ndar, ya gampang aja dia,” kata Yura. “Udah nggak usah mulai, siapa tahu kalian nanti tetanggaan kampusnya hehe,” kata Andar. “Ya semoga enggak. Udah 2 tahun di SMA sekelas kalau udah di negeri orang masih aja ketemu dia, kalau nggak jodoh yang terkutuk aku, Ndar,” jawab Yura lalu tertawa kencang. “Dia nggak pamit kamu gitu, Ra? Kan kalian tetanggaan,” kata Andar menggoda Yura. “Kata Mas Dias sih, iya, dia ke rumah malam hari sebelum dia berangkat, tapi kan aku lagi jalan sama kamu hehe,” kata Yura.

Setelah percakapannya di telepon malam itu, Yura teringat akan sepucuk surat dari Samudra yang dititipkan pada kakak Yura. “Pesennya dibuka pas kamu udah di pesawat perjalanan ke Amrik atau Inggris, Ra,” kata Mas Dias sambil menyerahkan surat dari Samudra malam itu. “Malah nggak akan aku baca kali, Mas,” kata Yura dalam hati.

Tiba-tiba ingatannya kembali saat kelas IX semester ganjil lalu, saat ia turun dari sepeda Samudra, “Sam, aku mau ngomong sesuatu, would you stay a bit?,” kata Yura saat itu. “Let me tell you this first,” lalu Samudra membisikan sesuatu ke telinga kanan Yura. Gadis mungil itu menghentikan desah nafasnya dan matanya melotot karena terkejut, sesuatu menyakiti dadanya. “Kamu tahu kan, dia yang biasanya nyanyi lagu-lagu korea pas istirahat, ahh pokoknya ala korea itu lho, Ra,” kata Samudra menimpali bisikannya sendiri. Samudra menemukan cinta pertamanya.

Telepon berdering berkali-kali di ruang tamu, “Biar aku aja, Mas,” kata Yura berlari mendahului kakaknya, akhirnya Mas Dias memutar balik badannya menuju ruang prakteknya kembali. Akhir-akhir ini pasien banyak yang meminta kakak Yura untuk membuka Klinik Gigi di rumah, dengan alasan waktu yang lebih fleksibel.

Yura angkat gagang telepon itu. “Selamaaaaat yaaaa,” teriak Andar dari Yogyakarta sana. “Terimakasih, kapten. Tapi kita jadi semakin jauh,” kata Yura manja. “Mimpi harus diwujudkan, dong,” kata Andar menggurui. “Iya, Ndar,” kata Yura. Lalu mereka mengakhiri panggilan itu dengan saling pamit dan menyemangati satu sama lain.

Setelah menutup telepon itu, Yura kembali ke kamarnya. Mengemasi semua barang yang akan dibawa, dan merapikan barang-barang yang akan di masukkan ke gudang. “Loh, Ra, nggak salah apa itu semua DVD EXO kamu masukkan gudang,” kata Mas Dias sambil menunjuk kardus bertuliskan “THROW THEM”. “Enggak kok, Mas. Aku tuh suka sama EXO maksa,” kata Yura. “Ternyata sampai saat ini masih nggak jodoh, yaudah aku simpan dulu. Nanti mungkin aku dengerin lagi hehe,” kata Yura lagi. “Oh iya, Ra, titip salam ke Samudra ya kali aja kalian ketemuan di sana hehe,” goda kakaknya. “Enak aja, tapi dia di mana ya, Mas?,” tanya Yura yang sebenarnya sangat penasaran. “Nggak tahu juga, Ra. Emangnya dia nggak tulis alamatnya di suratnya waktu itu ya?,” tanya Mas Dias. “Aku kira dia ngasih alamatnya, jadi beneran belum baca? Yaudah besok pagi baca yang kenceng di pesawat, hehe,” kata Mas Dias sambil berlalu, karena bel berbunyi tertanda ada pasien datang.

Yura menghentikan geraknya, dan melompati kardus besar di hadapannya, dia mencari-cari benda yang dibicarakan kakaknya itu. Dia ambil kardus kecil berwarna coklat, dia buka dan dia temukan kertas putih itu, berdebu. Dibuka dan dibacanya perlahan.

PASTI PERASAANMU SANGAT BAHAGIA SEKARANG, MENUJU TEMPAT IMPIANMU SAMBIL MEMBUAT LIST TO DO. TENANGLAH, SEMUA AKAN BERJALAN BAIK DAN TIDURLAH, PERJALANANMU MASIH SANGAT JAUH.

MAAF AKU HANYA BISA MENULISKANNYA, KARENA AKU TAHU KAMU TIDAK AKAN MENDENGARKANKU. TAPI AKU SANGAT MENYAYANGIMU, SAHABATKU. MEMILIKI SESEORANG YANG SPESIAL LALU KEMUDIAN KEHILANGAN SEORANG SAHABAT SEPERTIMU. APAKAH AKU SANGAT TIDAK PERDULI HINGGA KUSADARI SAAT KAU TERLIHAT LEBIH BAHAGIA SAAT BERSAMA ANDAR. AKU JUGA INGIN MEMBUAT KAMU TERTAWA SEPERTI ITU, SEPERTI SAAT KITA LEBIH SERING BERSAMA DULU.

SELAMAT MERAIH MIMPI-MIMPI INDAHMU YURA. AKU DI SINI, DI VANCOUVER JUGA TAK AKAN PERNAH MENGALAH HEHE.

THANKS FOR THIS SUPPERB 12 YEARS, YURA. IT IS OUR OWN FAIRY TALE THAT SO HARD TO TELL EVEN FOR A STORY TELLER.

Air mata Yura menetes, dia menuju ruang tamu dan menekan beberapa tombol, setelah terhubung, yura menayakan banyak hal pada Ibu Samudra yang membuatnya semakin terkaget-kaget setelah mendengar bahwa mereka akan menuntut studi di kampus yang sama. Setelah mengakhiri panggilan. Ia berlari menuju kamar kakaknya, tanpa permisi dia akses internet di komputer kakaknya, ia tulis sebuah email untuk Samudra :

AKU MENYUSULMU SAMUDRA.

Lalu ia klik send.

No comments

Akhirnya setelah menyempatkan skimming (karena sedikit lupa dengan isinya), hari ini jadi juga bedah novel ala-ala korea ini hehehe.

Well, aku ingat waktu itu secara random membeli novel indo di gramedia dekat dengan suatu instansi tempat dimana aku magang saat SMK (whaaaaat novel lawas ya haha). Tanpa pikir panjang karena di tempat magang sering nganggur (haha jangan ditiru), akhirnya aku memutuskan untuk membeli novel dan dibaca saat tidak ada yang dikerjakan (~~nah ini lebih diterima~~). Aku juga nggak begitu ngeh sejak awal, novel tentang apa sih ini, seingatku waktu itu aku punya 2 pilihan dan keduanya memang sangat berbeda, karena ingin yang ringan-ringan aja, jadi deh aku memilih novel karya Arini Putri ini, Goodbye Happiness. Tanpa searching rating dan babibu lagi, akhirnya aku bayar novel yang penulisnya lumayan produktif ini (penulis Rain Over Me juga kak Arini ini).

Aku lupa sih akhirnya aku baca di kantor atau di rumah atau dimana haha. Tapi yang teringat sedikit bikin gemas memang alurnya. Setelah membaca sampai tamat, barulah aku search rating novel ini di google dan memang beragam sekali tanggapannya :)

Cover

Cukup menarik, karena terkesan vintage dan sesuai dengan penggambaran dalam cerita, dimana ada adegan tokoh utama membuka barang-barang usang yang menyimpan banyak kenangan.

Character

Penokohannya sangat bagus sih menurutku, karena penulis sepertinya sangat suka dengan idol korea dan sepertinya memang Korean addict banget, jadilah namanya beragam mulai dari Krystal, Skandar (bagus banget sih ini), Seungho, Nayoung dan masih banyak tokoh pendukung lainnya. Ketiga tokoh yang berkonflik kuat adalah Krystal, Skandar dan Seungho. Sifat setiap tokoh sangat kuat. Seperti yang aku sebutkan tadi, karena penulis suka idol korea, jadilah penokohan di novel ini tak jauh-jauh seperti drama korea pada umumnya. Krystal (mungkin Krystal Jung ya kiblatnya) yang digambarkan sangat dingin, Skandar sangat cool dan misterius(seperti tokoh utama F4 gitu ya hehe), dan Seungho (seperti pihak ketiga di kebanyakan drama korea) sangat hangat bak malaikat.

Setting

Nggak tanggung-tanggung karena nama-nama tokoh sudah mendukung dan jalan cerita diarahkan secara paksa ke sana, ~~hehe menurutku maksa soalnya~~, setting cerita ada di Indo dan Korea dong. Penulis sangat rapi menunjukkan detail tempat kejadian dan nama-nama tempat ternama di Korea. Penulis juga menyelipkan bahasa sehari-hari korea (yang sering kita dengar di drama korea pastinya hehe) dan juga bahasa inggris (yang sangat disayangkan banyak sekali kesalahan grammar disana-sini, semoga dapat dibenahi di cetakan atau penulisan novel selanjutnya).

Storyline

Jalan ceritanya sangat terburu-buru, mungkin karena penulis ingin segera fokus pada konflik klimaks di Korea, saat semua tokoh bertemu. Jadi, singkat cerita Krystal dan Skandar adalah sahabat yang memiliki perasaan yang sama lebih dari sekedar sahabat, namun karena beberapa hal dan tokoh-tokoh lain berdatangan diantara mereka, Krystal dan Skandar menyerahkan harapan mereka pada waktu. Hingga akhirnya saat keduanya tidak dapat saling mengucap isi hati masing-masing, semua baru terkuak. Meskipun judulnya Goodbye Happiness, namun penggambaran tokoh utama dapat bahagia akhirnya meskipun tidak sesuai harapan.

Yaaah begitulah novel random yang akhirnya kuperjuangkan untuk aku baca ulang secara sepintas. Terlepas dari cerita yang mirip dengan drama korea kebanyakan dan grammar yang harus diperbaiki (sedih sekali padahal isi kalimatnya sangat apik), aku sangat suka dengan gaya bahasa penulis.

No comments

Oh hello!!

Nggak kerasa ya sudah Bulan Juli, sudah setengah tahun lamanya ternyata 2019 ini. Jadi gimana sudah banyak wishlist yang achieved teman-teman? Jangan patah semangat ya. Ngomongin tentang tengah tahun, akhir-akhir ini udah mulai pergantian musim ya. Angin kenceng saat siang hari, panas terik, terus tiba-tiba setelah sebulan nggak pernah hujan turunlah dengan derasnya semalam suntuk (bikin males ngantor paginya ya, eh), dan masih banyak hal yang buat daya tahan tubuh lemah dan membuat kondisi kulit kita moody banget. Banyak yang sharing kulitnya yang berminyak tambah berminyak, ada yang jadi kering kombinasi, ada yang kering makin kering seperti kulitku ini.

Sedih banget untuk tipe kulit kering di cuaca seperti sekarang ini. Banyak sel kulit mati yang kalo ditimput bedak makin kelihatan. Terus gimana dong? Untuk inner protection and nutrition kulit kalian, jangan malas untuk minum banyak air putih, buah dan sayur ya teman-teman. Karena obviously kulit kita akan lebih cepat menyerap kandungan dari segala produk skincare jika dalam keadaan yang baik pula. Okay, jadi kali ini aku akan sharing gimana efeknya di kulitku yang kering setelah pemakaian Biore UV Aqua Rich sebagai base makeup daily dan sunblock tanpa cream lain-lain.

Sebelumnya aku menggunakan krim dari dokter kurang lebih satu tahun, krimnya memberi hasil matte (suka sekali, karena pada masanya krim dokter cenderung oily di kulit dan berat untuk daily use), tapi ada kesan instan whitening sesaat dan setelah pemakaian seharian muka justru terlihat kusam sekali. Hiks! Sebelumnya aku sudah pernah menggunakannya hampir 2 tahun, lalu aku stop dan menggunakan krim bayi, karena ribet (bukan produk drugstore, jadi mager belinya harus antri dll), lalu setahun belakangan ini mulai lagi memakainya. Sebenarnya nggak ada hal yang diperbaiki, kelebihannya hanya oil free. Karena masih bingung mau beralih ke produk drugstore yang mana, eh tapi akhirnya baru sadar aku pernah merekomendasikan si Biore UV Aqua Rich kepada seseorang. Turns out aku minta reviewnya (kulitnya oily) dan dia bilang cocok!

Eit nggak langsung tergoda, aku justru makin pusing karena kondisi kulit kita berdua jauh berbeda. Semakin ditimbang-timbang, baca review sana-sini, ujungnya secara random dan tiba-tiba aku membeli Biore UV Aqua Rich Special Edition Botanical Peony wehehe. Sebenarnya hanya beda di fragrance. Tapi serius aromanya perlu! Super calming. Aku bingung deh kalo ada yang gak suka.

Kemasan

Yaudahlah namanya juga botanical peony, pasti pinkish gitu. Untuk kemasan yang edisi biasa, berwarna biru tua, classy banget. Terlepas dari painting kemasannya, packaging si Biore ini sangat aman untuk traveling. Handy banget, dan penggunaannya juga lebih efisien dengan lubang yang kecil pada ujungnya. Menurut banyak pengguna juga dapat digunakan lebih dari satu bulan pemakaian. Dengan design tutup yang diputar seperti kemasan botol padahal bentuknya tube justru membuat kemasan bersih dan tidak belepotan ke mana-mana saat digunakan.

Komposisi Produk

Kurang lebih ada tiga puluhan ingredients yang pastinya baik untuk kulit kalian, kalian bisa baca selengkapnya disini. Karena produk ini berbahan dasar air jadi sangat lembut saat diaplikasikan di kulit wajah. Jadi no white cast ya teman-teman meskipun digunakan seharian diluar ruangan dengan terik matahari sekalipun. Teksturnya pun tidak begitu kental namun juga tidak terlalu cair, tapi langsung mudah merata di kulit. Buat kulit keringku bahan-bahan berikut juga nggak kalah penting Agar, Propylene Glycol, Phenoxyethanol, karena mereka bekerja untuk menghidrasi kulit, dan sesuai nama produknya, nampol banget untuk sunblock muka. Obviously setelah berkeringat sehariaaan kulit tetap terlihat segar dan nggak kusam, apalagi oily?! Tidak sama sekali. Namun untuk kalian yang kulitnya sangat sensitif lebih baik mencoba edisi pertama yang tanpa kandungan fragrance apapun.

Penggunaan Produk

Seperti yang aku sebutkan diatas ya, aku menggunakan Biore UV Aqua Rich tanpa krim lain-lain lagi, karena kulitku yang sensitif dan masih belum tahu bagusnya menggunakan serum, essence dan produk lain-lain yang cocok untuk kulitku itu apa, jadi aku menggunakannya sebagai base make up dan sunblock dailyku. Setelah menggunakan Garnier Miccelar Water (well karena aku juga nggak tau toner apa yang cocok) sebagai double cleansing setelah facial foam, ~~sotoy banget ya~~, lalu aku langsung aplikasikan Biore UV Aqua Rich ke seluruh kulit wajah hingga leher, selanjutnya langsung menggunakan bedak dan makeup daily lainnya. Oh iya bedak yang aku gunakan compact powder ya. Dan perpaduannya tidak membuat kulit nampak oily atau matte, seger aja gitu.

Pembelian

As easy as that, kalian bisa membelinya di drugstore atapun secara online di web. Sekarang produknya sudah mudah didapat di Indo. Saat baca-baca review banyak yang bilang dulu susah mendapatkannya. Namun sekarang di supermarket sudah banyak dipasarkan. Aku secara random menemukan edisi Botanical Peony ini di Watson dengan harga 120.000 IDR.

Menurutku kalian yang sedang bingung mencari produk sunblock untuk wajah yang ringan dan pastinya tidak membuat kulit kalian oily and no white cast, ini adalah produk yang sangat aku rekomendasikan. Totally gonna repurchase this. Selain tidak menimbulkan hal-hal yang annoying tersebut, hal yang terpenting adalah cocok juga di kulit keringku. Non comedogenic dan tidak ada reaksi apapun (misal bruntusan).

Semoga reviewku membantu kalian dan selamat mencoba.

1 comments

- cheese cake -

instagram

Categories

Popular Posts

Blog Archive

PART OF

PAGE VIEWS

Followers